Berpikir Alternatif Karir sebagai Wirausaha

Fenomena pengangguran di kalangan ‘terdidik’ semakin bertambah, hal ini disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah faktor pasar kerja, yang biasanya terkait dengan berbagai bidang seperti politik, sosial dan ekonomi. Keadaan ini cukup memprihatinkan dimana kalangan terdidik dalam hal ini mahasiswa yang seharusnya menjadi tenaga professional justru kesulitan mendapatkan pekerjaan. Melihat fenomena tersebut, Pusat Karir LPPMP UNY mencoba untuk membekali mahasiswa dan alumni UNY dengan mengadakan seminar bertajuk “Berpikir Alternatif:  Karir sebagai Wirausaha”.

Seminar diselenggarakan Selasa 29 Oktober 2013 di LPPMP UNY. Dengan judul yang cukup menarik, seminar ini menarik perhatian sekitar 50 orang peserta dari kalangan mahasiswa dan alumni UNY.  Untuk memberikan gambaran yang lebih dalam mengenai dunia wirausaha, Pusat Karir mengundang dua orang narasumber, pada sesi pertama adalah Wartadi,SH, seorang praktisi kewirausahaan, pada sesi ini diberikan deskripsi tentang pentingnya merubah mindset mahasiswa yang pada awalnya berpikir setelah kuliah mencari lowongan kerja menjadi berpikir untuk membuka peluang kerja dan merubah mindset untuk menjadi pribadi yang menarik. Kemudian pada sesi kedua, Pusat Karir LPPMP juga mengundang HRD Manager RM Pringsewu Totok Sutrisno, SE. Pada sesi ini dibahas cara menemukan peluang untuk berwirausaha, dan deskripsi tentang peluang-peluang usaha yang tersedia dilingkungan sekitar mahasiswa.  Selama dua sesi peserta terlihat sangat antusias mendengarkan tips, strategi dan cerita pengalaman selama menjadi wirausahawan dari kedua narasumber.

Menurut Ketua Pusat Karir LPPMP UNY Minta Harsana, A.Par., M.Sc, “Dengan semakin ketatnya persaingan mencari pekerjaan,Mahasiswa juga harus memiliki kemandirian kerja, tidak hanya mencari lowongan kerja, namun juga bisa menciptakan lowongan pekerjaan”. Dan diharapkan dengan adanya pembekalan kewirausahaan kepada mahasiswa UNY pada umumnya dapat merangsang potensi mahasiswa dalam berwirausaha, sehingga masa tunggu lulusan dalam mendapatkan pekerjaan yang juga menjadi indikator keberhasilan pengembangan karir sebuah perguruan tinggi dapat diperpendek.  (bin)